RH 25 Oct 2012

KUASA PERKATAAN (again)

Ams 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

2Kor 4:13  Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata," maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.

Suatu pagi seperti biasa saat saya mengantar Jeje anak saya ke sekolahnya di SS13. Pagi itu Jeje tidak sempat sarapan di rumah, dan Jeje dibekali roti isi untuk dimakan di mobil dalam perjalanan menuju sekolah.

Lalu Jeje mulai makan roti yang diisi keju dan coklat. Dan waktu Jeje makan beberapa gigitan, Jeje beberapa kali berkata, “coklatnya agak pahit”. Tidak lama kemudian Jeje ngomong lagi bahwa coklat dalam roti itu agak pahit. Saya jelaskan ke Jeje, bahwa makanan atau minuman seperti coklat, kopi, milo ada rasa pahitnya sedikit. Dan saya juga jelaskan bahwa kalau mulut kita terus berkata pahit, maka coklat itu akan terasa semakin pahit!

Melalui kejadian pagi itu saya merasa diingatkan kembali tentang kuasa perkataan. Mulut kita ini berkuasa. Dan apa yang kita katakan, bahwa pikiran, perasaan dan tindakan kita menjadi “SETUJU” dan mengikuti apa yang kita katakan. Otak kita mengirimkan signal-signal ke seluruh tubuh kita berdasarkan apa yang kita percayai berdasarkan perkataan kita. Saat kejadian itu, dalam hati saya berdoa, “ya Tuhan, berkati hari ini, kiranya hari ini menjadi hari yang luarbiasa, penuh semangat dan produktif”. 

Saya juga tidak pernah lupakan dalam sebuah acara pertemuan hamba-hamba Tuhan dalam sebuah seminar leadership di Jakarta tahun lalu. Seorang pendeta sedang cerita dan mengeluh tentang betapa susahnya pelayanan di daerahnya. Betapa susahnya mengubah culture dan orang-orang yang dilayani. Ada banyak kesulitan, ada banyak tantangan. Susah, susah, susah....
Lalu pendeta yang memimpin seminar berkata kepada sang pendeta yang mengeluh tadi. “Dari tadi saya dengar perkataan Bapak, dan dari mulut Bapak, berkali-kali mengucapkan kata susah..susah...susah.  Saya pikir lebih baik Bapak pertimbangkan lagi untuk melayani di daerah tersebut”.

Lalu dia meneruskan dan mengajar kami, bahwa betapa pentingnya perkataan kita. Perkataan itu merupakan alat untuk menciptakan, jauh sebelum perkataan itu menjadi alat komunikasi. Tuhan menciptakan bumi dan isinya dengan firmanNya (perkataan). Oleh sebab itu hati-hatilah dalam berkata-kata. Your words create your world. Your words define who you are.

Kita juga seringkali terpancing untuk mengomentari segala sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat dan rasakan. Dan biasanya komentar kita bernada pesimis dan negative (dunia pada umumnya demikian). Namun kiranya hari ini kita belajar untuk percaya dan berkata-kata sesuai dengan kehendakNya. 

Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor 5:7).
[For we walk by faith, not by sight. (NKJV)]


Ada lagu yang indah yang ditulis oleh Sari Simorangkir:

Ku yakin saat Kau berfirman
Ku menang saat Kau bertindak
Hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMu

Ku aman karna Kau menjaga
Ku kuat karna Kau menopang
Hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu

Reff:
Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya

Have a blessed and productive Thursday! @eddychangfgcc

Comments

Popular posts from this blog

FAST21 - PUASA DANIEL

GOOD SOIL LEADERSHIP - APOS Culture