RH 13 Oct 2012

KARENA DISERTAI TUHAN

Bacaan: Yosua 3:1-17

Dari pembacaan bagian ini, kita bisa melihat betapa dasyatnya Tuhan menuntun bangsa Israel di bawah kepemimpinan Yosua untuk menyeberang sungai Yordan masuk tanah Kanaan. Ketika para imam yang mengangkut tabut perjanjian menginjakkan kakinya di sungai Yordan, maka air sungai itu terputus; air yang turun dari hulu berhenti mengalir menjadi bendungan. Dan seluruh bangsa Israel bisa menyeberang ke tanah Kanaan. Kita juga bisa melihat bagaimana Yosua dipakai Tuhan untuk menjadi pemimpin yang peka akan suara Tuhan dan bisa menyampaikan perintah Tuhan dengan tepat kepada para imam untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan untuk berjalan di depan sampai tepi sungai Yordan. Tabut perjanjian melambangkan kehadiran Tuhan di tengah-tengah umatNya, dan yang di dalamnya berisikan kedua loh batu yang ditulisi kesepuluh hukum (ten commandments).

Di ayat 7 menuliskan: Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: " Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau".

Di sini saya belajar bahwa Tuhan yang membesarkan nama Yosua di mata seluruh orang Israel. Kebesaran nama seperti apa yang dimaksud? "Supaya supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku MENYERTAI Musa, demikianlah Aku akan MENYERTAI engkau".

Dengan kata lain, kalau bukan karena penyertaan Tuhan, tidak mungkin nama Yosua menjadi besar dan punya pengaruh dan kuasa untuk bisa memimpin bangsa Israel, sebuah bangsa yang tidak mudah untuk dipimpin. Yosua mengalami hal-hal ajaib yang mengeringi kepemimpinannya karena disertai Tuhan. Maukah kita memberikan diri disertai oleh Tuhan untuk membawa keluarga kita, dan segenap orang yang Tuhan percayakan kepada kita untuk masuk tanah perjanjian (Promised Land). What do you think friends? @eddychangfgcc

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Image
RH 7 Nov 2012 Keberanian Menegur & Ditegur Bacaan: 2 Samuel 12:1-25 Dari bagian ini kita belajar tentang Nabi Natan yang berani untuk menegur raja Daud yang melakukan dosa perzinahan. Natan tidak takut untuk menyampaikan kebenaran kepada orang yang lebih berkuasa, walaupun resikonya ditolak dan dibenci, atau bahkan kemungkinan kehilangan nyawanya. Natan berani menyatakan kebenaran tanpa kompromi. Dan Daud walaupun sebagai seorang raja yang berkuasa dan berkharisma, namun ternyata punya hati yang lembut dan rendah hati yang bersedia ditegur dan mengaku dosa dan kesalahannya. Daud diampuni, namun dosa juga selalu berakibat buruk. Daud harus menanggung konsekuensi, baik secara pribadi maupun keluarganya dari setiap tindakan yang salah yang dia lakukan. Mari di dalam kehidupan kita bersama-sama membangun budaya untuk menegor (dalam kasih) dan bersedia ditegor. Jangan biarkan dosa merajalela tanpa adanya pertobatan. Mari kita berani untuk menegor dan ditegor. 2
Read more

FAST21 - PUASA DANIEL

Image
PUASA DANIEL #Fast21  #Prayer&Fasting FGCC – Fresh Generation Community Church Tokoh Alkitab yang bernama Daniel di dalam kehidupannya telah menjadi contoh dalam hal berdoa dan berpuasa. Saat itu Daniel berpuasa untuk bangsanya yang sedang menghadapi kesukaran besar. Dia berkabung selama 21 hari, menghindari makanan yang sedap, menghindari daging dan anggur. Melalui doa dan puasa, Daniel menunjukkan ketergantungannya kepada Tuhan dan kesungguhan hatinya untuk keselamatan bangsanya. Kita mau bersama-sama menjalankan Puasa Daniel, yang dimulai pada hari Senin, 27 Maret sampai dengan 16 April (bertepatan dengan perayaan Paskah FGCC). Dan juga didorong bagi yang mau melanjutkan puasa sampai 40 hari, sampai tanggal 5 May. Mari kita berdoa dan berpuasa, baik untuk pribadi, keluarga, gereja, sekolah, pekerjaan, bangsa, dan juga sebagai persiapan menyambut Jumat Agung, Paskah serta Encounter Retreat.
Read more

GOOD SOIL LEADERSHIP - APOS Culture

THE GOOD SOIL LEADERSHIP “A leadership development through APOS culture” Yoh 15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki setiap kita menghasilkan buah yang banyak. Tujuan kekristenan atau tujuan kedewasaan bukan hanya sekedar pertumbuhan, tetapi menghasilkan buah yang lebat. Kalau diumpamakan seperti pohon apel, prosesnya dimulai dari benih apel yang tertanam dalam tanah, kemudian bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah (yang lebat). Kita khususnya para pemimpin dan pelayan adalah sebagai pembawa budaya (the culture carrier and we must be the culture, don’t just build the culture). Kita bersama-bersama perlu membangun FGCC menjadi TANAH yang baik, sehingga setiap benih (setiap orang) yang datang boleh tertanam, bertumbuh dan menghasilkan buah yang lebat. Dan ingat bahwa kualitas tanah tersebut menentukan besarnya tuaian ( The quality of
Read more